Senin, 09 November 2009

Spirit Muslim Negarawan Mencetak Kader Dakwah Yang Cerdas, Kuat Dan Berkarakter

SALAM
REDAKSI




Assalamu alaikum W.R W.B
Alhamdulillah buletin Tim media terbit lagi untuk yang kedua kalinya. Kali ini Spirit muslim negarawan mencetak kader dakwah yang cerdas, kuat dan berkarakter yang menjadi tema DM 1, sengaja kami sajikan dengan tema DM agar pembaca dapat lebih memahami apa arti dari muslim negarawan itu sendiri.
Tak lupa pula ucapan terima kasih kami haturkan kepada ikhwafillah atas dukungan dan motivasinya, tanpa dukungan seorang ikhwa kami hanyalah tiang yang tak dapat berdiri tegap. Walaupun buletin ini masih pada taraf yang belum dapat dikatakan sempurna, namun kami akan tetap berusaha.
Semoga apa yang telah kami sajikan dapat menambah pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat

Wassalamu alaikum W.R W.B


PROFIL
Farah Nanda Amanah Puri Bima, dikenal dengan nama Farah, oleh guru-gurunya dikenal dengan Nanda dan oleh orang-orang tertentu dipanggil Bima. Lahir di Ujung Pandang, 8 Maret 1987. SD Negeri Tamammaung I merupakan sekolah pertama beliau. Pernah mengikuti lomba sains dan IPA tingkat provinsi, serta memiliki nilai NEM tertinggi sewaktu SMP di Makassar yaitu di SMP N 18 Makassar. Ketika SMA pernah mendapat juara 1 lomba mading Natural Alam. Di SMA N 6 Makassar beliau adalah termasuk siswa yang berprestasi. Demikian setelah beliau kuliahpun pretasi tetap menjadi hal yang tidak menjauh dari kehidupannya. Beliau menjadi asisten laboratorium komputer di Jurusan Matematika, jurusan yang digelutinya. Organisasi yang sempat membuatnya jatuh hati sejak maba adalah KAMMI, yang kemudian menjadikan beliau menjadi pribadi yang matang. Bahkan ternyata organisasi tidaklah menjadi penghalang baginya untuk menyelesaikan studi. September 2009, merupakan moment perayaan bulan kelulusannya, setelah kuliah selama 4 semester.
Beliau berpendpat bahwa Bangsa ini telah memiliki pemimpin baru yang akan menahkodai bangsa dan Negara Indonesia ini 5 tahun ke depan. Tapi, apakan pemimpin terpilih saat ini telah merepresentasikan konsep “Muslim Negarawan” yang dianut oleh KAMMI. Menurut kalian, apakah konsep itu sudah tercapai?....
Jawabannya ada pada yang membaca profil ini.


BERITA UTAMA
Fungsi Komisariat dalam mencetak Muslim Negarawan
Oleh: Dini Handayani
Muslim negarawan yang merupakan orientasi kaderisasi nasional, adalah sebuah jawaban bagi gerakan mahasiswa yang tidak lagi menjadi gerakan reaksional yang tidak memiliki agenda mantap dalam perubahan bangsa. Selain itu mencetakan muslim negarawan adalah dalam rangka mewujudkan director of change (pengendali perubahan), yang akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang tangguh di masa depan yang berusaha untuk bersikap bijak, bahwa ketimpangan bangsa ini harus diselesaikan dengan upaya perbaikan dan tawaran-tawaran solusi yang terbaik. Muslim negarawan adalah kader KAMMI yang memiliki basis ideologi Islam yang mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mapan, idealis dan konsisten, berkontribusi pada pemecahan problematika umat dan bangsa, serta mampu menjadi perekat komponen bangsa pada upaya perbaikan.
Dalam rangka mencapai target kaderisasi nasional di atas maka perlu dirumuskan formulasi profil Muslim Negarawan yang di-break down pada pembentukan kader di tiap jenjangnya agar dapat diimplementasikan secara aplikatif. Manhaj Kaderisasi 1427 H menekankan pencapaian cita kader dengan ditopang oleh penguatan kekokohan bangunan gerakan. Keberadaan kader dalam gerakan merupakan batu-bata bangunan piramida.
Piramida tersebut tersusun dalam kelazimannya sebagai organisasi yang sempurna. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya berbaris teratur bagaikan bangunan tersusun rapi.” (QS. Ash-Shaff: 4)
Organisasi pergerakan dan organisasi pada umumnya memiliki kesamaan dalam lapisan bangunannya. Secara umum organisasi tersebut disusun dari empat lapisan, yakni: basis pengambil kebijakan, basis penerjemah gagasan menjadi program, basis pelaksana program dalam bentuk kegiatan, dan basis pelanggan atau subyek yang menikmati acara. Bangunan ini satu sama lain saling menguatkan. Dalam logika gerakan dakwah, bangunan organisasi ini dapat disebut sebagai piramida dakwah. Alasan penyebutan ini lebih pada realitas bahwa bangunan gerakan dakwah disusun oleh kualitas man power gerakan tersebut. Semakin ke atas semakin sedikit, dan sebaliknya, semakin ke bawah semakin banyak. bahkan rasionya harus seperti segitiga sama sisi, tidak lebar sebelah atau tumpul di bagian atasnya. Aset terpenting dalam dakwah adalah manusia Piramida dakwah dibangun oleh unsur-unsur orang yang memiliki peran-peran dominan di dalam lapisannya masing-masing. Berbeda dari sistematika pembahasan lapisan organisasi pergerakan dakwah dengan organisasi lainnya, organisasi pada umumnya dibahas dari puncak piramida, sedangkan piramida dakwah dibahas dari bawah. Lapisan-lapisan itu diurut pembahasannya lebih karena proses pencapaian alami jenjang seseorang yang dilewati dari bawah secara hirarkis ke posisi puncak. “Pasti kamu akan melewati tingkatan demi tingkatan.” (QS. Al-Insyiqaq: 19).

Platform Integralitas Manhaj Kaderisasi
Di dalam al-Qur’an surat Ali Imran: 146-147, Allah berfirman, ”Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari para pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah do’a, ”Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”
Pertambahan Kuantitas
Gerakan dakwah adalah menyeru manusia sebanyak-banyaknya pada kebaikan. Namun dakwah dalam pengertian yang luas tidak sekedar mengenalkan Islam dan menunjukkan manusia pada kebaikan semata, lebih dari itu gerakan dakwah akan semakin eksis ketika mendapat simpati masyarakat dan didukung oleh jumlah kader yang banyak dan produktif.
Peningkatan Kualitas
Kualitas kader ditentukan oleh Indeks Jati Diri Kader (IJDK) di setiap jenjangnya. IJDK KAMMI adalah kualitas inti yang membentuk karakteristik kader KAMMI di setiap jenjang pengkaderannya. IJDK KAMMI Manhaj Kaderisasi 1427 H meliputi aqidah, fikrah dan manhaj perjuangan, akhlak (syakhsiyah Islamiyah-harakiyah), ibadah, pengetahuan keislaman, wawasan ke-Indonesia-an, kepakaran dan profesionalitas, pergerakan dan kepemimpinan, dan pengembangan diri.
Peningkatan kualitas kader mengacu pada peningkatan (tarqiyah) yang dilakukan baik dalam pengkaderan qabla tanzhim maupun ba’da tanzhim. Untuk meningkatkan kualitas ini setiap kader KAMMI hendaknya meningkatkan interaksi dengan filosofi gerakan, sebab pertumbuhan kualitas gerakan sangat terpengaruh oleh sejauh mana interaksi kader di setiap jenjang dengan filosofi gerakan ini berlangsung.

Pembangunan Kompetensi Kritis
Bangsa dan umat ini membutuhkan para pemimpin perubahan yang memiliki idealisme dan kompetensi yang diperhitungkan. Para pemimpin itu terlahir dari rahim gerakan Islam yang tertata rapi (quwwah al-munashomat), semangat keimanan yang kuat (ghirah qawiyah) dan kompetensi yang tajam. Tiga hal ini merupakan syarat utama munculnya sosok Muslim Negarawan yang memiliki keberpihakan pada kebenaran dan terlatih dalam proses perjuangannya.
Setiap peran kader dawah dalam lapisan dimana dia berada akan menentukan kemana dan bagaimana dawah ini berjalan, dan disinilah setiap kader harus paham dimana dia berada.


AZ ZAHRA


Tips Cantik ala Muslimah
Muslimah, diamnya saja cantik dengan ia menjaga aurat dan akhlaknya. Tapi agar kecantikan itu terjaga, ada beberapa tips untuk kamu
Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik: Cuci muka minimal 5 kali sehari, yaitu dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo'a.

Untuk menghilangkan stress
(salah satu penyebab kerut di wajah): Perbanyaklah 'olah raga'. Jika tidak ada waktu untuk pergi ke studio fitness, spot-gym, dan lain-lain. Cukup dengan memperbanyak sholat. Dengan sholat berarti kita menggerakan seluruh tubuh. Konsultasikan semua keluh kesah kita pada Zat Yang Maha Tahu -Allah SWT dengan dzikir dan do'a.

Untuk pelembab
, agar awet muda: Gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir tapi di hati juga. Katakan pada diri sendiri, kamu adalah cantik dan tidak memerlukan segala macam operasi plastik. Tidak lupa membisikan 'kata kunci' setiap bercermin, "Allahuma kamma hassanta khalgii fahassin khulqii" (Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula ahlaq ku). (HR Ahmad).

Agar tubuh langsing
: Lakukan diet yang teratur yaitu dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi berpuasa seperti nabi Daud AS. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan, air putih.

Untuk mengembangkan diri
: Sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi

TAUJIH

Tugas dan Peran Manusia
Allah SWT berfirman yang artinya, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya." (95: 4 - 6).
Paling kurang ada tiga tugas dan peran yang harus dimainkan oleh manusia dan sebagai seorang muslim, kita bukan hanya harus mengetahuinya, tetapi menjalankannya dalam kehidupan ini agar kehidupan umat manusia bisa berjalan dengan baik dan menyenangkan.

Beribadah kepada Allah SWT
Beribadah kepada Allah SWT merupakan tugas pokok, bahkan satu-satunya tugas dalam kehidupan manusia sehingga apa pun yang dilakukan oleh manusia dan sebagai apa pun dia, seharusnya dijalani dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya yang artinya, "Dan Aku tidak menciptakan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku." (51: 56).
Agar segala yang kita lakukan bisa dikategorikan ke dalam ibadah kepada Allah SWT, paling tidak ada tiga kriteria yang harus kita penuhi. Pertama, lakukan segala sesuatu dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT.
Kedua, lakukan segala sesuatu dengan cara yang benar, bukan membenarkan segala cara, sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasul-Nya.
Ketiga, adalah lakukan segala sesuatu dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan ini akan membuat manusia hanya punya satu kepentingan, yakni ridha-Nya.

Khalifah Allah di Muka Bumi
Manusia diperankan oleh Allah SWT sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi ini untuk menegakkan syariat-syariat-Nya, Allah SWT berfirman yang artinya, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (2: 30).
Untuk bisa menjalankan fungsi khalifah, manusia harus menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menyiarkan kebaikan dan kemaslahatan, ini merupakan perkara yang sangat mendasar untuk bisa diterapkan. Allah SWT berfirman yang artinya, "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan." (Shad: 26).
Untuk bisa memperoleh kehidupan yang baik di dunia ini, salah satu yang menjadi penopang utamanya adalah penegakkan hukum secara adil sehingga siapa pun yang bersalah akan dikenai hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya, karenanya hal ini merupakan sesuatu yang sangat ditekankan oleh Allah SWT kepada manusia sebagaimana terdapat dalam firman-Nya yang artinya, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (4: 58).
Mengingat keadilan begitu penting bagi upaya mewujudkan kehidupan yang baik, keharusan berlaku adil tetap ditegakkan meskipun kepada orang yang kita benci sehingga jangan sampai karena kebencian kita kepadanya, keadilan yang semestinya ia nikmati tidak bisa mereka peroleh. Manakala keadilan bisa ditegakkan, maka masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT cepat atau lambat akan terwujud. Allah berfirman yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (5: 8).

Membangun Peradaban
Kehidupan dan martabat manusia sangat berbeda dengan binatang. Binatang tidak memiliki peradaban sehingga betapa rendah derajat binatang itu. Adapun manusia, dicipta oleh Allah SWT untuk membangun dan menegakkan peradaban yang mulia, karenanya Allah SWT menetapkan manusia sebagai pemakmur bumi ini. Allah berfirman yang artinya, "Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan pemakmurnya." (11: 61).
Untuk bisa membangun kehidupan yang beradab, ada lima pondasi masyarakat beradab yang harus diwujudkan dan diperjuangan pelestariannya, yaitu pertama, nilai-nilai agama Islam yang datang dari Allah SWT, kedua, akal yang merupakan potensi besar untuk berpikir dan merenungkan segala sesuatu. Ketiga, harta yang harus dicari secara halal dan bukan menghalalkan segala cara. Keempat, kehormatan manusia dengan akhlaknya yang mulia yang harus dijaga dan dilestarikan. Dan kelima, keturunan atau nasab manusia yang harus jelas sehingga dalam masalah hubungan seksual misalnya, manusia tidak akan melakukannya kepada sembarang orang.
Manakala manusia tidak mampu membangun peradaban sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT, maka martabat manusia akan menjadi lebih rendah dari binatang, hal ini karena manusia bukan hanya memiliki potensi fisik yang sempurna dibanding binatang, juga manusia punya botensi berpikir dan mendapat bimbingan berupa wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada para Nabi. Dalam kaitan kemungkinan manusia menjadi lebih rendah atau lebih sesat dari binatang, bahkan binatang ternak dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya, "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, Oleh: bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (7: 179).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar